Gereja (Harus) Merayakan Natal Besar-Besaran?


Apakah gereja (harus) merayakan Natal besar-besaran? Bagaimana pendapatmu?

NatalSenayan

Bulan Desember telah tiba! Ornamen-ornamen Natal mulai menghiasi mall, gereja dan rumah. Orang-orang Kristen dan non Kristen dengan caranya masing-masing akan merayakan Natal. Baik dalam arti sebenarnya (yaitu lahirnya Sang Juru Selamat), maupun dalam arti yang lain (Pesta, Liburan, Santa Claus, Tuker Kado, maupun pertemuan keluarga).

Gereja-gereja pun sibuk mempersiapkan hari Natal yang Agung tersebut. Tidak terkecuali gereja tempat kuberibadah setiap minggu. Nah, beberapa hari lalu, saya mendapatkan warta sebuah gereja yang menuliskan tentang perayaan Natal, dengan tulisan besar-besar mengatakan demikian:

PERINTAH TUHAN YESUS UNTUK MERAYAKAN NATAL DENGAN BESAR-BESARAN

Sejenak aku terkejut. Aku membaca kembali tulisan tersebut, mungkin aku salah membaca:

P E R I N T A H   T U H A N   Y E S U S   U N T U K   M E R A Y A K A N   N A T A L   D E N G A N   B E S A R – B E S A R A N 

Ternyata betul apa yang kubaca memang demikian, bahwa Yesus memerintahkan agar kita merayakan Natal secara besar-besaran. Tulisan ini membuatku terheran-heran…. kapankah Yesus memerintahkan agar hari kelahiran-Nya dirayakan secara besar-besaran? Bukankah sudah jadi pengetahuan umum bahwa Tuhanku Yesus tidak pernah lahir pada tanggal 25 Desember? Kalau pun memang Tuhan benar memberikan Firman yang baru bahwa Sang Agung Tuhanku itu ingin merayakan hari kelahiran-Nya besar-besaran, mengapa Tuhanku tidak memberi tahu tanggal berapa sebenarnya Ia lahir? Aku, yang lahir 18 Oktober, tidak pernah ingin dirayakan pada tanggal 25 Desember.

Ah, tapi aku bukan Yesus. Aku jelas tidak dapat memahami seluruhnya apa yang Tuhanku inginkan. Dia toh belum pernah berbicara secara langsung dan audible (terdengar suaranya) kepadaku. Bukannya kami tidak pernah bercakap-cakap, tapi cara kami berkomunikasi memang unik. Ia terlebih dahulu, jauh sekali sebelum aku lahir sudah memberikan Perkataan-Nya melalui 66 buah buku dan surat. Kemudian setelah Ia memanggilku menjadi anak-Nya, aku belajar berbicara kepada-Nya melalui doa. Lalu aku akan mencoba mengetahui isi hati-Nya dengan membaca Firman-Nya itu. Besoknya aku kembali datang pada-Nya dengan berdoa. Ia tidak menjawab. Aku tidak mendengar suara-Nya, tapi aku mencoba memahami-Nya dengan membaca Kitab-Nya lagi. Demikian terus kucoba lakukan setiap hari. Lebih banyak aku tidak mengerti keinginan-Nya. Toh Ia tidak pernah berbicara langsung kepada-Ku. Tapi anehnya, komunikasi kami sepertinya tetap nyambung. Melalui Firman-Nya, dan juga didukung kejadian-kejadian yang kualami, aku jadi sedikit demi sedikit mulai mengerti kehendak-Nya. Ternyata tidak bisa mendengarkan suara-Nya secara langsung bukan berarti aku tidak dapat ngobrol dengan-Nya. Ia menyampaikan kata-kata melalui Firman-Nya, dan aku meresponi-Nya dengan doa dan perbuatanku setiap hari.

Tapi… mengapa aku tidak pernah berpikir bahwa Yesus ingin kelahiran-Nya dirayakan besar-besaran? Ah, mungkin Ia pernah mengatakannya tapi dasar aku manusia celaka ini sering lupa atau nggak mau mendengarkan suara-Nya. Coba aku lihat lagi di Alkitab deh, apakah benar memang demikian? Sebab bukankah kita harus cek and ricek setiap nubuatan itu? Seperti pernah ada tertulis demikian:

Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian (Kisah 17:11)

dan juga rasanya Yohanes pernah menyinggung sesuatu tentang menguji roh:

Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. (1 Yoh 4:1)

Nah, gereja yang wartanya kubaca tersebut menulis beberapa alasan mengapa Tuhan ingin Natal dirayakan secara besar-besaran:

1.Para Malaikat di Sorga turut merayakan. Lukas 2:13-14 berkata: “Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yangberkenan kepada-Nya.”

2. Orang Majus dari Timur datang untuk merayakan dan menyembah Tuhan Yesus Matius 2:1-2 berkata: “Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.”Demikian juga dikatakan di dalam Matius 2:11: “Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.”

3. Hari Natal adalah Kesukaan Besar : Telah lahir Juru Selamat. Lukas 2:10-11 berkata: “Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. ”Suatu kesukaan besar, sebab telah lahir seorang : Juruselamat, yaitu Yesus Kristus Tuhan…”

WoW!! Ternyata waktu Kristus lahir 2000 tahun yang lalu itu, terjadi perayaan besar, di Surga maupun di bumi. Malaikat, para Majus dan juga para gembala merayakannya BESAR-BESARAN!!!  eh….. tunggu… tunggu… aku baca lagi lebih lengkapnya ya langsung dari Alkitab:

Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. ….. (Lukas 2:6-9)

wait… wait… wait… Tuhan Yesus lahir di kandang domba, diletakkan di palungan? hmmmm…. Gembala yang merayakan tinggal di padang dan bukan di rumah? hmmm… tidak nampak seperti kemewahan bagiku. Tuhan tidak memilih orang kaya sebagai orang tua Yesus, dan bahkan tidak memerintahkan Malaikat-Nya untuk memberitahu Kota Betlehem bahwa Mesias sudah lahir… Ia malah memberitahukan para gembala (pekerja kelas rendah) untuk datang ke perayaan Natal pertama itu?? Besar-besarankah itu? Kayaknya bukan ya…

Ada lagi, ini yang tercatat setelah malaikat-malaikat itu pesta di padang…. eh bukan deh, maksud saya, ini yang tercatat setelah malaikat-malaikat itu memberitakan kesukaan besar di padang rumput:

… Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya HERAN tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. Maka KEMBALILAH gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
(Luk 2:16-20)

Nah ini dia… definitely, pasti bukan perayaan yang terjadi di Natal pertama.

  1. Orang-orang heran mendengar apa yang dikatakan gembala. Ini mengandung arti, Yusuf dan Maria yang sedang di kandang domba itu, bingung kok tiba-tiba, ujug-ujug bisa ada orang yang datang? Artinya mereka tidak sedang mengharapkan adanya tamu.
  2. Gembala setelah menjenguk Yesus mereka kembali ke padang. Hei, mereka tidak merayakan sesuatu! Ada kesukaan besar, Ya, benar! tetapi bukan perayaan!

Lalu coba deh aku baca juga tentang para majus:

Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem (Matius 2:1)

wah… ternyata orang Majus tidak datang pada saat kelahiran Yesus! Mereka datang setelah Yesus dilahirkan. Tentunya ada jangka waktu ketika mereka menjadi tamu Herodes, dan melanjutkan perjalanan dari Yerusalem ke Bethlehem sampai mereka bertemu Yesus.

Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
(Matius 2:11)

Lebih pasti lagi, Yesus saat itu sudah ada di dalam rumah, bukan lagi di kandang domba.

Walah.. walah… walah… bagaimana seseorang yang mengaku Rasul ke 13 dari Tuhan kok bisa keliru mengutip ayat?? Apakah benar memang Tuhan Yesus Gusti Allahku yang memerintahkan perayaan Natal besar-besaran itu? Kok bisa gak sinkron sama Firman-Nya?

Aku coba baca lagi deh, mungkin alasan lainnya benar. Begini yang dituliskan gereja itu:

PERAYAAN NATAL WALAU MAHAL, BUKANLAH PEMBOROSAN.
Kisah Tuhan Yesus diurapi dengan Minyak Urapan yang mahal (Markus 14:3-9)

  1. Markus 14:4-5 dikatakan: “Ada orang yang menjadi gusar dan berkata seorang kepada yang lain: “Untuk apa pemborosan minyak narwastu ini? Sebab minyak ini dapat dijual tiga ratus dinar lebih dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin. Lalu mereka memarahi perempuan itu.” Sedangkan dalam Markus 14:8-9, Tuhan Yesus berkata: “Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya. Tubuh-Ku telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburan-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia.”
  2. Tuhan Yesus diurapi minyak seharga 300 dinar.
    Dikatakan sangat mahal karena pada zaman itu merupakan penghasilan ±1 tahun sehingga dianggap suatu pemborosan. Tetapi Tuhan Yesus menerangkan kepada saya bahwa merayakan Natal harus besar-besaran. Artinya, Tuhan Yesus memperkenankan dan langsung memerintahkan kepada saya untuk melaksanakan perayaan Natal besar-besaran. Beberapa tahun yang lalu, harian Kompas menulis bahwa negara Amerika mengeluarkan dana lebih dari US$ 10 Milyar untuk kado-kado Natal pada tahun tersebut.

Wow!! sekali lagi Wow!! kutipan yang luar biasa tentang peringatan KEMATIAN YESUS, lho kok bisa nyambung dengan merayakan Natal?? Aku tak habis pikir nih… Dan bagaimana mungkin membandingkan tingkah laku konsumerisme (10 Milyar US$ untuk kado Natal) dengan kehidupan kudus di gereja?

Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya. Tubuh-Ku telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburan-Ku. (Markus 14:8)

Bagaimana mungkin, seorang yang katanya digerakkan oleh Roh Kudus, dapat memelintir ayat-ayat Alkitab untuk mendukung nubuatannya sendiri?

Ah, Tuhanku… Allahku… Ampuni kami yang kurang mau mempelajari Firman-Mu dengan baik. Ampuni kami yang tidak dapat membedakan mana yang benar dan yang salah, tuntunlah kami supaya kami tidak tersesat dan bukannya memuliakan-Mu malahan membuat Engkau merasa sedih.

–000–

Nativity-Scene
Ilustrasi: focusmagazine.org

 

Ajaran mengenai perayaan Natal besar-besaran dapat dilihat pada:

Bagaimana pendapat Anda mengenai Natal? Mari tuangkan isi hati Anda tentang Natal di sini…

Oleh Deny Hen

Founder Pembelajar Hidup, life & marriage coach, book author & Christ followers. Untuk permintaan kotbah/seminar dapat melalui email deny@pembelajarhidup.com

2 komentar

  1. Itulah makanya menurut saya..pendeta tiberias ini sudah mulai keterlaluan.. Ini yg namanya bisnis oleh mereka…waspadalah…

Tinggalkan komentar